Master Teacher Sekolah Guru Indonesia
Resume Kuliah Online Bersama Om Jay
Pertemuan Kelima
Rabu 10 Juni 2020 Pukul 19.00-21.00 WIB
Rabu 10 Juni 2020 Pukul 19.00-21.00 WIB
Moderator: Ibu Fatimah Aceh
Pemateri: Master Teacher Sekolah Guru
Indonesia bapak Agung Pardini
Mengawali materi beliau
Master Teacher menyapa dengan salam dan perkenalan
Assalamu'alaikum wrwb
Bapak Ibu Guru semua
Salam kenal saya Agung
Pardini, biasa disapa Guru Agung Berdasarkan pengalaman beliau bekerja di
lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Beliau terbiasa untuk mengajak para
guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di
tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan
berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.
Terdapat beberapa kendala:
1. Gaya
bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di
daerah.
2. Penggunaan
komputer, banyak yang belum mengenal MS Office
3. Listrik,
di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.
4. Ejaan
yang (belum) disempurnakan
Salah satunya adalah dengan model pendampingan
intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan
pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Ada beberapa ragam
jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di
pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media
pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya.
Salah satu contohnya adalah kumpulan
tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka
hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media.
Terkait dengan percetakan buku tersebut,
alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet
Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara
gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku
ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.
Beliau juga punya genre buku-buku yang lain.
Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang
mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok.
Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para
guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri. Ada yang di kepulauan, ada
yang di hutan dan pegunungan dan ada yang di pelosok kampong.
Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas
di penempatan. Dan
saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat).
Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi
guru-guru terbaik SGI. Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah
antologi, nulis bareng-bareng.
Bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis? Yakni
dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal ini wajib dikerjakan
oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap
malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya
bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan
dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan,
semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi.
Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru
Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini...
Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan
dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati
mereka.nJika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau
konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam
ceritanya.
Itulah sekelumit catatn yang bisa saya tulis, semoga bermanfaat.
Itulah sekelumit catatn yang bisa saya tulis, semoga bermanfaat.
Wahhhhh ..... secepat kilat cara kerja ... luar biasa ... semangat
BalasHapusMntpp..pak..cpt sklii
BalasHapusyuk kita menulis setiap hari dan membiasakan diri untuk menulis
BalasHapusterima kasih
BalasHapusInsya Alloh siap
BalasHapus